Monday, 20 June 2016

Kab Pamekasan 2



Lanjutan Kab Pamekasan......2


ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehinga terjadi perubahan nama wilayah ini.
Begitu juga munculnya sejarah pemerintahan di Pamekasan sangat jarang ditemukan bukti-bukti tertulis apalagi prasasti yang menjelaskan tentang kapan dan bagaimana keberadaannya.  Munculnya sejarah Pemerintah Lokal Pamekasan, diperkirakan baru diketahui sejak pertengahan abad ke lima belas (15) berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sumoyo yang mulai merintis Pemerintahan Lokal di daerah Proppo atau Parupuk  Jauh sebelum munculnya legenda ini, keberadaan Pamekasan tidak banyak dibicarakan. Diperkirakan Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura dan Sumenep, yang telah berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara.
Jika pemerintahan lokal Pamekasan lahir pada abad 15, tidak dapat disangkal bahwa Kabupaten ini lahir pada zaman kegelapan Majapahit yaitu pada saat daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit mulai merintis berdirinya pemerintahan sendiri. Berkaitan dengan sejarah kegelapan Majapahit tentu tidak bias dipungkiri tentang kemiskinan data sejarah karena di Majapahit sendiri dalam penataan untuk mempertahankan bekas wilayah pemerintahannya sangat padat kegiatan dengan luas wilayah yang sangat besar.
Saat itu sastrawan-sastrawan terkenal setingkat Mpu Prapanca dan Mpu Tantular tidak banyak menghasilkan karya sastra, sedangkan kehidupan masyarakat Madura sendiri, nampaknya lebih berkembang sastra lisan dibandingkan dengan sastra tulis Graaf (2001) menulis bahwa orang Madura tidak mempunyai sejarah tertulis dalam bahasa sendiri mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-Islam.
Tulisan- tulisan yang kemudian mulai diperkenalkan sejarah pemerintahan  Pamekasan ini pada awalnya lebih banyak ditulis oleh penulis Belanda sehingga banyak menggunakan bahasa Belanda kemudian mulai diterjemahkan atau ditulils kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Memang masih ada bukti-bukti tertulis lainnya yang berkembang di masyarakat, seperti tulisan pada daun-daun lontar atau layang Madura, namun demikian tulisan pada layang inipun lebih banyak menceritakan sejarah kehidupan para Nabi (Rasul) dan sahabatnya, termasuk juga ajaran-ajaran agama sebagai salah satu sumber pelajaran agama bagi masyarakat luas.
Masa pencerahan sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, terlebih lagi ketika Ronggo Sukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di Wilayahnya. Bahkan, raja ini disebut-sebut sebagai raja pertama di Pamekasan yang secara terang-terangan mulai mengembangkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya. Hal ini diperkuat dengan pembuatan jalan se jimat ,yaitu jalan-jalan di alun-alun kota Pamekasan dan mendirikan masjid Jamik Pamekasan. Namun demikian, sampai saat ini masih belum bisa diketemukan adanya  inskripsi ataupun prasasti pada beberapa situs peninggalannya untuk menentukan kepastian tanggal dan bulan pada saat pertama kali ia memerintah Pamekasan.
Bahkan zaman Pemerintahan Ronggo Sukowati mulai dikenal sejak berkembangnya legenda Kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggo Sukowati yang diceritakan mampu membunuh Pangeran Lemah Duwur dari Arosbaya melalui peristiwa mimpi. Padahal temuan ini sangat penting karena dianggap memiliki nilai sejarah untuk menentukan hari jadi kota Pamekasan.
Terungkapnya sejarah Pemerintahan di Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invasi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Hal ini dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh sarjana Barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigland tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Banda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit.

DAFTAR KECAMATAN
NO.
KECAMATAN
DESA/KELURAHAN
01
Tlanakan
17 Desa
-
02
Pademawu
20 Desa
2 Kelurahan
03
Galis
10 Desa
-
04
Larangan
14 Desa
-
05
Pamekasan
9 Desa
9 Kelurahan
06
Proppo
27 Desa
-
07
Palengaan
12 Desa
-
08
Pegantenan
13 Desa
-
09
Pakong
12 Desa
-
10
Kadur
10 Desa
-
11
Waru
12 Desa
-
12
Pasean
9 Desa
-
13
Batumarmar
13 Desa
-
Jumlah
178 Desa
11 Kelurahan
Sumber http://pamekasankab.go.id/

KEADAAN UMUM GEOGRAFIS PAMEKASAN
01.
Letak Daerah/ Location Area
:
113019' - 113058' BT/ East Longitude



6051' -    7031' LS/ South Latitude
02.
Batas Daerah/ Region Boundaries



a. Utara/ North
:
Laut Jawa/ Sea of Java

b. Selatan/ South
:
Selat Madura/ Strait of Madura

c. Barat/ West
:
Kabupaten Sampang/ Sampang Regency

d. Timur/ East
:
Kabupaten Sumenep/ Sumenep Regency
03.
Ketinggian Dari Permukaan Laut/ Hight From Surface of Sea

a. Tertinggi/ Highest
:
350 m/ meter


b. Terendah/ Lowest
:
6 m/ meter

04.
Musim/ Season




a. Oktober-April/ October-April
:
Penghujan/ Rainy Season

b. April-Oktober/ April-October
:
Kemarau/ Dry Season
05.
Temperatur Rata-rata/ Average Temperature


a. Maksimum/ Maximum
:
300 Celcius


b. Minimum/ Minimum
:
280 Celcius

06.
Kelembaban Udara Rata-rata
:
80 %


Average of Air Moistures



07.
Jarak Pamekasan-Surabaya/
:
125 km


The Distance of Pamekasan-Surabaya
Sumber http://pamekasankab.go.id/

SENI DAN BUDAYA


Kerapan Sapi


Sapi Sonok


Upacara Petik Laut


Api Tak Kunjung Padam

3.    
Pesisir Jumiang


Pantai Talang Siring

Pantai Batu Kerbuy

Situs Pangeran Ronggo Sukowati


Pasarean Batu Ampar

Vihara Avalokitervara

No comments:

Post a Comment