Rukun Iman (bahasa
Arab: أركان
الإيمان)
yaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya
ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits
Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang
diriwayatkan dari Umar bin Khattab.
Pengertian istilah
Iman
Iman secara bahasa
berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah
"Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para
ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa
bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang".
Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i,
Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian
definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal
perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
“Agar bertambah
keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”
—QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafi’i berkata,
“Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa
berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab
kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia
bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan
amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu
orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka
berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan
berkurang.”
Rukun
Iman Ada 6 Yakni :
Iman
kepada Allah
Seseorang tidak
dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya
Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan
mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada
sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan
selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna)
yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk
Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna,
mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
Iman
kepada para malaikat Allah
Mengimani adanya,
setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
Iman
kepada kitab-kitab Allah
Mengimani bahwa
seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam
(ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib
mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang
turun sebelumnya.
Iman
kepada para rasul Allah
Mengimani bahwa ada
di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai
perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat
dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan
yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah
benar dan bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan
rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.
Iman
kepada hari akhir
Mengimani semua yang
terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur
(nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani
hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
Iman
kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian
yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena
seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan
mereka adalah ciptaan Allah.
Dasar
:
Diantara
dasar hukum yang disebut di dalam Al-Qur'an,
“Katakanlah (wahai
orang-orang yang beriman): “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan
kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub
dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang
diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”
—QS. Al-Baqarah: 136
“...dan
malaikat-malaikat yang di sisi-Nya.”
— QS. Al-Anbiya`:
19-20
Hadits,
tentang seseorang yang bertanya kepada nabi.
"“Beritahukan
kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab, ”Iman adalah, engkau beriman kepada
Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para rasulNya; hari Akhir, dan beriman
kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
...Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga nabi
bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku
menjawab, ”Allah dan rasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah
Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”"
— HR Muslim, no. 8[6]
No comments:
Post a Comment